Humor Ala Gus Dur
Posted by Kumpulan Kata Inspirasi Terbaru on Jumat, 25 Desember 2015
Humor Gusdur
Ketika Gus Dur ditanya, mengapa suka humor?
"Gus, kok suka humor terus sih?" tanya seseorang, yang kagum karena humor Gus Dur selalu berganti-ganti. "Di pesantren, humor itu jadi kegiatan sehari-hari," jelasnya. "Dengan lelucon, kita bisa sejenak melupakan kesulitan hidup. Dengan humor, pikiran kita jadi sehat," sambungnya.
Salad
Gus Dur nggak mati akal kalau urusan melucu. Bahkan, guyonan Gus Dur pun juga diucapkan dalam bahasa asing. Suatu ketika Gus Dur bercerita tentang ada seorang pejabat negara ini yang diundang ke luar negeri.
Dia lalu mengisahkan seorang istri pejabat Indonesia yang dijamu makan malam dalam sebuah kunjungan ke luar negeri.
Dalam kesempatan itu, kata Gus Dur, si nyonya pejabat ditawarkan makanan pembuka oleh seorang pramusaji, “you like salad, madame?”
“Oh sure, I like Salat five time a day. Shubuh, Dzuhur, Asyar, Maghrib and Isya,” jawab si Nyonya percaya diri.
Membayangkan Serdadu Israel
Hampir tak ada negara yang rela ketinggalan mengikuti olimpiade. Acara empat tahunan itu merupakan salah satu cara promosi negara masing-masing. Dan tentu saja, peristiwa ini juga sangat bergengsi karena acara ini diliput oleh media massa semua negara peserta.
Wajarlah kalau setiap negara berusaha mengirimkan atlet terbaiknya, dengan harapan mereka bisa mendapat medali emas. Begitulah sambutan Presiden Gus Dur saat melepas tim Indonesia ke Olimpiade Sydney kala itu.
Gus Dur lalu bercerita tentang peristiwa yang pernah terjadi di Suriah. Pada waktu Olimpiade beberapa tahun lalu, tuturnya, kebertulan pelari asal Suriah memeperoleh medali emas. Sang pelari mampu memecahkan rekor tercepat dari pemenang sebelumnya. Bahkan selisih waktunya pun terpaut jauh.
Maka, ia langsung dikerubuti para wartawan karena punya nilai berita yang sangat tinggi. “Apa sih rahasia kemenangan Anda? tanya wartawan.
“Mudah saja” jawab si pelari Suriah, enteng. “Tiap kali bersiap-siap akan mulai, saya membayangkan ada serdadu Israel di belakang saya yang akan menembak saya.”
Humor NU
Seperti saat menggambarkan fanatisme orang NU, bagi Gus Dur, ada tiga tipe orang NU.
"Kalau mereka datang dari pukul tujuh pagi hingga jam sembilan malam, dan menceritakan tentang NU, itu biasanya orang NU yang memang punya komitmen dan fanatik terhadap NU," jelasnya tentang jenis yang pertama.
Jenis yang kedua adalah mereka yang meski sudah larut malam, sekitar jam dua belas sampai jam satu malam, namun masih mengetuk pintu Gus Dur untuk membicarakan NU, “Itu namanya orang gila NU.”
“Tapi kalau ada orang NU yang masih juga mengetuk pintu rumah saya jam dua dinihari hingga jam enam pagi, itu namanya orang NU yang gila,” kata Gus Dur sambil terkekeh saat itu.
WARTAWAN DAN GUSDUR( mengertikah anda??)
Peristiwa ini terjadi saat Gus Dur mengadakan jumpa pers di Australia. Acara yang dihadiri ratusan wartawan bule itu berlangsung ramai dan riuh. Guna menghindari pertanyaan wartawan yang pedas-pedas, Gus Dur langsung punya siasat dengan melemparkan sebuah pertanyaan.
"Sudahkah kalian mengerti dengan apa yang saya sampaikan tadi?"
"Sudah", jawab wartawan secara serempak.
"Kalau begitu tak ada gunanya kalian bertanya lagi," Katanya singkat dan langsung berjalan meninggalkan para wartawan yang masih pada bengong dengan dituntun dua ajudannya.
Keesokan harinya, para wartawan kembali menghadiri acara yang sama. Gus Dur masih setia mengulangi pertanyaan yang sama dengan yang kemarin.
"Sudahkah kalian mengerti tentang apa yang saya sampaikan tadi?"
"Tidakkk" JAwab wartawan dengan serempak.
"Kalau tidak, bagaimana bisa bertanya sesuatu yang nyambung dengan isi pidato saya!"
Wartawan bengong lagi. Gus Dur dengan santainya langsung jalan dan pergi. Tak lupa digandeng oleh kedua ajudannya.
Hari ketiga kembali para wartawan meminta keterangan dari Gus Dur.
"Sudahkah kalian mengerti dengan apa yang saya sampaikan tadi?" Kembali Gus Dur menanyakan hal yang sama.
"Sudahhhh" Jawab sehabagian Wartawan.
"Tidaakkk" Jawab Wartawan yang lain.
Gus Dur ternyata tidak kehilangan akal. Seperti biasa Gus Dur menjawab dengan nada enteng.
"Kalau begitu BAGUS. Yang sudah mengerti tolong menceritakan kepada yang belum mengerti."
Gus Dur pergi. Semua Wartawan di dalam ruangan bengong melompong.
Semua habis di Rusia
Ini cerita Gus Dur tentang situasi Rusia, tidak lama setelah bubarnya Uni Soviet. Sosialisme hancur, dan para birokrat tidak punya pengalaman mengelola sistem ekonomi pasar bebas. Di masa sosialisme, memang rakyat sering antre untuk mendapatkan macam-macam kebutuhan pokok, tapi manajemennya rapi, sehingga semua orang kebagian jatah. Sekarang, masyarakat tetap harus antre, tapi karena manejemennya jelek, antrean umumnya sangat panjang, dan banyak orang yang tidak kebagian jatah.
Begitulah, seorang aktivis sosial berkeliling kota Moskow untuk mengamati bagaimana sistem baru itu bekerja. Di sebuah antrean roti, setelah melihat banyaknya orang yang tidak kebagian, aktivis itu menulis di buku catatannya, “roti habis.”
Lalu dia pergi ke antrean bahan bakar. Lebih banyak lagi yang tak kebagian. Dan dia mencatat “bahan bakar habis!”, kemudian dia menuju ke antrean sabun. Wah pemerintah kapitalis baru ini betul-betul brengsek, banyak sekali masyarakat yang tidak mendapat jatah sabun. Dia menulis besar-besar “SABUN HABIS!”.
Tanpa dia sadari, dia diikuti oleh seorang intel KGB. Ketika dia akan meninggalkan antrean sabun itu, si intel menegur “Hey bung! dari tadi kamu sibuk mencatat-catat terus, apa sih yang kamu catat?”.
Sang aktivis menceritakan bahwa dia sedang melakukan penelitian tentang kemampuan pemerintah dalam mendistribusikan barang bagi rakyat .
“Untung kamu ya, sekarang sudah jaman reformasi”, ujar sang intel, “Kalau dulu, kamu sudah ditembak”.
Sambil melangkah pergi, aktivis itu mencatat, “Peluru juga habis!
Humor Polisi
Humor lain yang diingat banyak orang adalah kritikan dalam bentuk lelucon yang dolintarkan saat banyak pihak mempertanyakan moralitas polisi, yang masih bisa berlaku dengan saat sekarang walaupun humor ini dilontarkannya setyahun silam.
"Polisi yang baik itu cuma tiga. Pak Hugeng almarhum bekas Kapolri, patung polisi dan polisi tidur," selorohnya.
Tuhan Tak Perlu Dibela
Saat kebanyakan orang saling menunjukkan diri sebagai ‘pihak yang paling garang’ dan paling ngotot’ mengatakan diri mereka adalah sedang dalam perlawanan membela agama Tuhan. Jelas ini adalah sikap yang lagi-lagi gegabah.
“Tuhan nggak perlu dibela,” jawaban Gus Dur kala itu. Karuan saja omongan itu juga menimbulkan kontroversi. Hingga akhirnya teman Gus Dur, KH Mustafa Bisri pun ikut angkat bicara.
“Tuhan itu sebenarnya nggak butuh kita. Kalau se-Indonesia ini mau jadi kafir semua, Tuhan juga nggak akan bermasalah,” sambung Gus Mus menguatkan pernyataan Gus Dur
Humor Umat Beragama
Guyonan lainnya dilontarkan Gus Dur saat menghadiri "Seminar wawasan kebangsaan Indonesia" di Batam. Di hadapan 100 pendeta dari seluruh propinsi Kepri, Gus Dur menjelaskan kebersamaan harus diawali dengan sikap berbaik hati terhadap sesama.
"Oleh karena itu seluruh umat bertanggungjawab atas masa depan bangsa. Boleh berantem satu sama lain tapi keselamatan bangsa tetap diutamakan," kata Gus Dur disambut tawa peserta.
Humor DPR
Dia juga sempat melontarkan guyonan tentang prilaku anggota DPR RI. Sempat menyebut mereka sebagai anak TK, Gus Dur pun berseloroh anggota DPR sudah "turun pangkat" setelah ricuh dalam sidang paripurna pembahasan kenaikan bahan bakar minyak (BBM) pada 2004 silam.
"DPR dulu TK sekarang playgroup," kata Gus Dur di kediamannya di Ciganjur, Jakarta, Selatan, Kamis (17/03), ketika menjawab pertanyaan wartawan tentang kejadian di DPR saat sidang Rabu (16/03).
Humor Jihad
Bahkan saat menanggapi aksi jihad yang dilakukan oleh banyak warga Muslim yang percaya kematiannya akan "menjamin" tempat di surga, Gus Dur malah kembali melemparkan leluconnya.
"Gus, betulkah para pengebom itu mati syahid dan bertemu bidadari di surga?" tanya seorang wartawan kepada Gus Dur.
Gus Dur pun menjawab, "Memangnya sudah ada yang membuktikan? Tentu saja belum kan, ulama maupun teroris itu kan juga belum pernah ke surga. Mereka itu yang jelas bukan mati syahid tapi mati sakit. Dan kalau pun mereka masuk surga, mereka akan menyesal bertemu bidadaru, karena kepalanya masih tertinggal di dunia dan ditahan oleh polisi."
Bukan Saya
Di sebuah sekolah dasar di Los Palos, Timtim, seorang sersan kepala yang galak jadi guru pengganti. Kali ini dia mengajarkan sejarah kemerdekaan RI untuk anak-anak kelas III. Untuk menguji daya tangkap para muridnya, ia bertanya dengan suara keras, “Coba, siapa yang menurunkan bendera merah, putih, biru, di Hotel Oranye Surabaya?”
Murid-murid yang terlanjur dicekam rasa ketakutan serentak menjawab, “Bukan saya, Pak. Jangan tangkap saya!”
Humor Gusdur : Ngebor Kebanyakan “Mengapa muncul bencana lumpur dan gas panas di Sidoarjo?” tanya Gus Dur. “Ngebornya La Pindo, jadi jebol. Kalau La Pisan mungkin aman. Dalam bahasa Jawa Timuran Pindo kan dua kali, Pisan, sekali,” kata Gus Dur menjawab pertanyaannya sendiri.
Humor Ziarah
Mungkinkah Gus Dur benar-benar percaya pada isyarat dari makam-makam leluhur? Kelihatannya dia memang percaya, sebab Gus Dur selalu siap dengan gigih dan sungguh-sungguh membela "ideologi"nya itu. Padahal hal tersebut sering membuat repot para koleganya.
Tapi, ini mungkin jawaban yang benar, ketika ditanya kenapa Gus Dur sering berziarah ke makam para ulama dan leluhur.
"Saya datang ke makam, karena saya tahu. Mereka yang mati itu sudah tidak punya kepentingan lagi," katanya.
Gitu Aja Kok Repot
Selain humornya, Gus Dur juga dikenal dengan jawabannya yang menyederhanakan pemikiran masyarakat yang terkadang berbelit-belit. Dia kerap kali menjawab, "Gitu aja kok repot."
Seperti saat dia memberikan tanggapan perihal pernyataan Probosutedjo perihal kebenaran kondisi Soehrato yang sakit. Saat itu (2 Maret 2000), Gus Dur mengaku tidak diijinkan bertemu dengan Soherto.
Gus Dur mengakui, dari pihaknya tidak ada masalah sama sekali untuk mengunjungi Soeharto, dan pintunya selalu terbuka. "Perkara saya pergi dengan siapa tidak masalah. Dengan Marzuki Darusman atau kalau perlu seluruh kabinet saya bawa. Begitu saja kok repot-repot," katanya.
Jawaban yang sama juga dilontarkan cucu pendiri NU itu saat menanggapi tuntutan Fron Pembela Islam (FPI).
"Jangan takut dan khawatir, tenang-tenang saja. Gitu aja kok repot."
Ucapan ini menjadi trademark tersendiri, sehingga ucapan ini pula yang ditiru oleh Gus Pur dalam acara Republik Mimpi.
Saat ditanya Andy F Noya dalam acara Kick Andy, perihal peran yang dilakoni Handoyo, Gus Dur pun kembali menanggapi dengan enteng.
"Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah. Itung-itung advertensi (iklan) gratis," katanya disambut gelak tawa penonton.
Iklan Gratis
Handoyo ‘Gus Pur’ epigon Gus Dur bernafas lega ketika dipertemukan dengan tokoh aslinya yaitu Gus Dur, saat program Kick Andy yang diputar di Metro TV, Kamis 15/11/2007.
“Apakah Handoyo pernah minta ijin langsung kepada Anda untuk menjadi Gus Dur dalam Republik Mimpi?” tanya Andy F. Noya, host program itu, kepada Gus Dur.“Abis gimana lagi, yah anggep saja sudah,” jawab Gus Dur enteng.Dalam kesempatan itu, Gus Dur mengaku senang dengan adanya tokoh Gus Pur dalam parodi politik itu. “Itung-itung advertensi (iklan) gratis,” katanya disambut gelak tawa penonton.
Bahkan ketika ditanya lebih ganteng siapa antara Gus Dur dan Gus Pur. Gus Dur mengatakan Handoyo seperti iklan film foto yang bermoto ’seindah warna aslinya’, tapi Gus Dur memplesetkannya menjadi, “lebih indah dari warna aslinya,” kata Gus Dur.
Humor Gus Dur - Pesawat Bisa Sampai ke Matahari
Seorang peneliti dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia datang ke suatu daerah di Madura. Dia bercerita tentang pesawat ruang angkasa kepada warga setempat. Kata si peneliti, "Pesawat itu dibuat untuk pergi ke bulan.
Mendengar penjelasan itu, seorang warga berceletuk. "Kenapa ke bulan, Profesor? Kenapa pesawat tidak pergi ke matahari?"
Dengan sabar si peneliti menjelaskan kalau suhu matahari terlalu panas untuk didekati. Mendapat jawaban begitu, si warga pun menanggapi. "Kalau panas, berangkatnya malam saja. Lalu pulangnya sebelum Subuh, seperti Rasulullah."
Humor Gus Dur - Ho oh...
Seorang ajudan Presiden Bill Clinton dari Amerika Serikat sedang jalan-jalan di Jakarta. Karena bingung dan tersesat, dia kemudian bertanya kepada seorang penjual rokok. "Apa betul ini Jalan Sudirman?" "Ho oh," jawab si penjual rokok.
Karena bingung dengan jawaban tersebut, dia kemudian bertanya lagi kepada seorang Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. "Apa ini Jalan Sudirman?" Polisi menjawab, "Betul."
Karena bingung mendapat jawaban yang berbeda, akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur yang waktu itu kebetulan melintas bersama ajudannya. "Apa ini Jalan Sudirman?" Gus Dur menjawab "Benar." Bule itu semakin bingung saja karena mendapat tiga jawaban yang berbeda. Lalu akhirnya dia bertanya kepada Gus Dur lagi, mengapa waktu tanya tukang rokok dijawab "Ho oh," lalu tanya polisi dijawab "betul" dan yang terakhir dijawab Gus Dur dengan kata "benar."
Gus Dur tertegun sejenak, lalu dia berkata, "Ooh begini, kalau Anda bertanya kepada tamatan SD maka jawabannya adalah ho oh, kalau yang bertanya kepada tamatan SMA maka jawabannya adalah betul. Sedangkan kalau yang bertanya kepada tamatan Universitas maka jawabannya benar."
Ajudan Clinton itu mengangguk dan akhirnya bertanya, "Jadi Anda ini seorang sarjana?"
Dengan spontan Gus Dur menjawab, "Ho ... oh!"
Source: http://nasional.vivanews.com/news/read/117719-humor_dan_kesulitan_hidup
Gus Dur Ngelu
“Saya mau bertanya sama Pak Permadi dan para hadirin.” kata Sutradara Film Garin Nugroho dalam wayangan. Biasanya, tokoh- tokoh baik itu kalau situasinya susah pada berubah semua. Petruk misalnya, ketika mau jadi raja tiba-tiba berubah wataknya.
Permadi yang ditanya Gus Dur yang menjawab. Ia membenarkan bahwa watak Petruk berubah ketika ia mau menjadi raja. “Makanya, kalau mencari pemimpin mestinya yang tak gampang berubah,” tambah Gus Dur.
“Kalau menurut Pak Permadi, Gus Dur itu berubah tidak? celetuk seorang hadirin.
“Ya, agak berubah,” jawab Permadi. “Misalnya dalam hal apa?”
“Misalnya, kalau dulu Gus Dur itu masih suka kumpul-kumpul dengan saya, sekarang hampir tidak pernah lagi.”
“Kalau itu sih sebabnya sederhana,” sahut Gus Dur.
“Sederhana bagaimana Gus?” kejar hadirin. “Ngelu (pusing).”
Humor Gus Dur - Syukur Tidak Bisa memanjat
Guyonan itu, rupanya, tidak berlebihan. Meski sudah banyak yang meramalkan bahwa penampilan Gus Dur di depan DPR waktu beliau masih menjabat sebagai Presiden bakal ramai, toh tidak ada yang menyangka bahwa sampai seramai itu. Kalau bukan kiai, mana berani menjadikan pidato Ketua DPR waktu itu (Akbar Tanjung) sebagai sasaran humor? Akbar sejak dulu memang selalu memulai pidato dengan memanjatkan syukur. Maka, Gus Dur pun melucu, yang membuat semua anggota DPR tertawa: "syukur memang perlu dipanjatkan karena Syukur tidak bisa memanjat".
Begitu menariknya, karuan saja pidato presiden waktu itu banyak ditunggu penonton televisi. Padahal, dulu-dulu kalau presiden pidato di TV banyak yang mematikan TV-nya. Begitu tidak menariknya pidato presiden di masa Orde Baru sampai-sampai pernah para anggota DPRD diwajibkan mendengarkannya. Itu pun harus diawasi agar mereka sungguh-sungguh seperti mendengarkan. Untuk itu, perlu diadakan sidang pleno DPRD dengan acara khusus nonton televisi.
Sumber: http://way4x.wordpress.com/kyai-abdurahman-wahid/anekdot/syukur-tidak-bisa-memanjat/
Siapa Lebih dekat dengan Tuhan
Perbedaan dalam berbagai hal termasuk aliran dan agama, kata mantan Presiden RI ini, sebaiknya diterima karena itu bukan sesuatu masalah.
Jika sudah bisa menerima perbedaan maka akan lebih terbuka dalam berdialog, bahkan kata Gus Dur, lahir lelucon seperti yang dilontarkan seorang kyai, bhiksu, dan pendeta.
“Pendeta mengatakan; Kami dekat sekali dengan Tuhan. Jadi kami memangil Tuhan Anak, Tuhan Bapak. Si bhiksu menimpali; Kami juga dekat. Bukan manggil Bapak, tapi Om. Lha bagaimana dengan Anda, pak kyai? Pak Kyai menjawab; Boro-boro deket, manggil-nya aja mesti pake menara,” urai Gus Dur diiringi tawa seisi ruangan.
Humor Gus Dur - Internet dan Kakek Tua
Kisah Humor ini berasal dari Ketua PBNU Said Aqil Siraj. Dulu, saat Internet baru marak di Indonesia, seseorang bertanya ke Gus Dur mengenai sah atau tidaknya menikah melalui Internet. Mendapat pertanyaan begitu, dengan ringan Gus Dur menjawab, "Menikah lewat Internet boleh, asal bertemunya juga di Internet saja, ciuman lewat Internet."
Jawaban yang sederhana, kata Aqil, tapi mengandung makna dalam, yaitu tidak memperumit masalah. Kepada Aqil, Gus Dur juga pernah menceritakan humor tentang kesabaran. Dikisahkan tentang seorang pemuda gagah yang tengah berusaha memecahkan batu besar. Dicoba 50 pukulan, batu tak pecah. Dicoba 70 hingga 100 pukulan, batu tidak kunjung pecah. Lalu lewat seorang kakek tua renta, dipukulnya batu itu sebanyak lima kali. Eh, langsung pecah. Si pemuda bingung, pikirnya begitu sakti kakek ini. Tapi kakek itu cuma bilang, batu tersebut bisa pecah dengan 105 pukulan.
Mungkin pesan yang bisa dipetik dari kisah humor seorang pemuda dan kakek tua adalah kita jangan gampang menyerah dalam berusaha!
Sumber: http://forum.tempo.co/showthread.php?1663-Humor-Gusdur-Edisi-Bandara-Abdurrahman-Wahid-!!
Kayak Digigit Semut
Ketika menunggu giliran di ruang tungngu pasien, seorang pria remaja berumur 13 tahun bertanya kepada bapaknya, “Pak! kalau kita disuntik itu, sakit ya, Pak?”
“Oh, tentu saja tidak Nak! Kalau kita disuntik itu, rasanya seperti digigit semut!”
Beberapa saat kemudian, tibalah saatny si anak remaja ini masuk ke kamar periksa tanpa mau diantar bapaknya setelah ia mengetahui kalau disuntik itu rasanya seperti digigit semut.
Lima menit kemudian, si Bapak yang menunggu di ruang tunggu pasien ini terkejut mendengar jeritan sang dokter yang kemudian disusul jeritan anaknya. Setelah pintu kamar periksa dibuka, dilihatnya anaknya yang berjalan pincang dengan pahanya yang biru bengkak, dan mata sang dokter pun juga membengkak.
“Lho! Anak saya ini kenapa, Dok? Kok, jalannya pincang begini?” tanya si Ayah kepada sang dokter.
“Begini, Pak,” papar sang dokter, “Ketika anak bapak ini mau saya suntik, tiba-tiba dia meronta-ronta kemudian mata saya dipukul oleh dia, dan …”
“Saya tadi kan tak bilang dia korupsi, saya hanya bilang teroris,” jawabnya enteng
Humor Gus Dur - Sate Babi
Anekdot Gus Dur yang satu ini seputar makanan yang diharamkan
Suatu ketika Gus Dur dan ajudannya terlibat percakapan serius.
[Ajudan] : Gus, menurut Anda makanan apa yang haram?
[Gus Dur] : Babi
[Ajudan] : Yang lebih haram lagi
[Gus Dur] : Mmmm … babi mengandung babi!
[Ajudan]: Yang paling haram?
[Gus Dur]: Mmmm … nggg … babi mengandung babi tanpa tahu bapaknya dibuat sate babi!
wkkkk.....Bener Lucu..
Anggur Mukti Ali
Pada kunjungan keliling Eropa bulan Februari 2000, Gus Dur ketemu para kepala negara/pemerintahan. Dia antara lain ketemu Presiden Perancis Jacques Chirac. Untuk mencairkan suasana, seperti biasa, dia memasang jurus ampuhnya: humor. Dan tentu saja guyonan yang dipilihnya adalah sedikit banyak ada sangkutannya dengan tuan rumah.
Menurut Gus Dur, pada tahun 1970-an di Indonesia mulai diupayakan dialog antaragama. Penggagasnya adalah Prof Mukti Ali, waktu itu menteri agama.
“Saya sangat setuju dengan prinsipnya, tapi tidak setuju dengan contoh yang diberikan Mukti Ali,” ujar Gus Dur.
“Mengapa?” tanya Presiden Chirac, mulai heran.
“Menurut Mukti Ali, semua agama itu sama saja; sama bagusnya, sama luhurnya. Ini saya setuju. Tapi dia memberi contoh dengan menyebut anggur. Ini saya tidak setuju. Sebabm, kata Mukti Ali, agama- agama itu seperti anggur. Bisa dimasukkan ke gelas yang pendek, yang lonjong, yang bulat dan sebagainya, tapi isinya sama saja; anggur.”
“Lho, mengapa Anda tidak setuju?” Tanya Chirac, belum paham juga.
“Sebab anggur itu macam-macam, wadahnya juga macam-macam. Tidak bisa sembarangan.”
“Ya, betul, betul,” kata Chirac sambil tertawa. “Saya tahu benar tentang hal itu sebab saya orang Prancis.”
Surat 12 Halaman dari Gus Dur kepada Gus Mus
Ini kisah Gus Mus tentang Gus Dur semasa mereka berdua kuliah di Mesir
”Di Mesir Gus Dur nggak lulus, karena dia bilang malas ngulang mata kuliah yang sudah dipelajari di pesantren di Indonesia. Ia lalu pindah ke Irak dan lulus, “ kata Gus Mus.
Begitu lulus dari perguruan tinggi di Irak, Gus Dur langsung ke Belanda. ”Ketika sampai di sana Gus Dur kirim kirim surat sebanyak 12 halaman” urai Gus Mus.
Apa sih isinya, kok tebal sekali?
Surat setebal 12 halaman tersebut isinya mengabarkan kalau Gus Dur sudah kerja. “Ia dapat pekerjaan sangat berat dan gajinya sangat besar,” kata Gus Mus. ”Gus Dur kerja di kapal, termasuk mengepel dek kapal,” kata Gus Mus. Menurut Gus Mus, Gus Dur bekerja untuk membeli mobil.
Rencananya, Gus Dur akan menggunakan mobil tersebut untuk pulang dari Belanda ke Indonesia sambil menyinggahi rumah teman-temannya. Nah, di surat itu sudah ada jadwal lengkap dengan tanggal dan rute rumah teman-temannya yang akan disinggahinya.
Wah, pantas tebal sekali.
(Diolah dari Harian Bangsa)
Humor Gus Dur - Bandar Udara Abdurrahman Wahid
Pada april tahun 2000 gusdur dan petinggi elit NU lainnnya pergi ke Malang Jawa Timur untuk menghadiri suatu rapat dari pimpinah wilayah NU Jatim, Gus Dur pun mendarat di Bandara Abdurrahman Saleh, Malang dan disambut oleh Banser NU (pendukung/simpatisan Nadhatul Ulama). Komandan Banser berdampingan bersama Gus Dur memasuki mobil yang telah disiapkan untuk mengantar Gus Dur ke tempat rapat. Sang banser pun melapor ke pada banser lainnya, begini bunyi laporannya:
Komandan Banser : "Halo, halo, rojer. Lapor Abdurrahman Saleh telah sukses mendarat di airport Abdurrahman Wahid"
Setelah itu, sontak gusdur pun langsung bilang "yah kebalik...!!!!!"
wuakakakakakak....
Yang bener abdurrahman wahid telah sukses mendarat di abdurrahman saleh !
Blog, Updated at: 11.38
0 komentar:
Posting Komentar